3. Kerajaan Kendan

Resi Maha Guru Manikmaya, Raja Pertama Kendan, datang dari Jawa Timur. Ia berasal dari keluarga Calankayana, India Selatan. Sebelumnya, ia telah mengembara, mengunjungi beberapa negara, seperti: Gaudi (Benggala), Mahasin (Singapura), Sumatra, Nusa Sapi (Ghohnusa) atau Pulau Bali, Syangka, Yawana, Cina, dan lain-lain. Resiguru Manikmaya menikah dengan Tirtakancana, putri Maharaja Suryawarman, penguasa ke-7 Tarumanagara (535-561 M). Oleh karena itu, ia dihadiahi daerah Kendan (suatu wilayah perbukitan Nagreg di Kabupaten Bandung), lengkap dengan rakyat dan tentaranya. Menjadi Raja Kendan dari 536 – 568 M.

Setelah Maha Guru Manikmaya meninggal, ia digantikan Sang Suraliman, putranya pada tahun 490 Saka (568 M). Sang Suraliman, lebih mahir berperang dan banyak waktunya diabdikan sebagai Senapati dan Panglima Tarumanagara, sehingga ia bergelar Baladhika ning widyabala. Sang Suralim berkuasa selama 29 tahun. Kemudian digantikan Sang Kandiawan, putranya.

Lain halnya dengan ayahnya, Sang Kandiawan (597 – 612 M) lebih dikenal karena hidupnya minandita, ia bergelar Rajaresi Dewaraja. Sebelum menggantikan ayahnya ia menjadi raja daerah di Medang Jati atau Medang Gana, sehingga ia bergelar Rahyangta ri Medang Jati. Namun sebagai raja Kendan ia tidak berkedudukan di Kendan, melainkan tetap di Medang Jati, mengingat di Kendan sudah dianggap terpengaruh oleh Siwaisme, sedangkan ia penyembah Wisnu, sehingga ia pun bergelar Batara Wisnu di Medang Jati.

Sang Kandiawan mempunyai lima orang putra, dan menjadikannya sebagai penguasa daerah yang berada di wilayah Kendan, yakni Mangukuhan di kuli-kuli ; Karungkalah di Surawulan, Katungmaralah di Peles Awi, Sandangreba di Rawunglangit, dan Wretikandayun didaerah Menir.

Nantinya, Wretikandayun ini, menjadi Raja Kendan ke-4 (612 M, berusia 21 th). Tidak berkedudukan di Kendan ataupun Medang Jati, tapi mendirikan ibukota baru dg nama Galuh, sebelah timur Sungai Citarum.[1] Nama kerajaan waktu itu: Galuh Pakuan.  

Menikah dengan Manawati, Wretikandayun memiliki tiga putra:

  1. Sang Sempakwaja, l. 620 M.
  2. Sang Jantaka, 622 M.
  3. Sang Amara, l. 624 M.

Ketika Sang Wretikandayun dinobatkan menjadi raja Kendan, yang menjadi raja Tarumanagara adalah Sri Maharaja Kretawarman (561 – 628 M), dan sebagai raja Kendan yang berkedudukan di Galuh, dia menjadi bawahan Tarumanagara. Kretawarman adalah buyutnya, karena Kretawarman adalah kakak sulung Tirtakancana, buyut perempuan Sang Wretikandayun.

 Sang Wretikandayun berturut-turut menjadi Raja Kendan yang berada di bawah pemerintahan Tarumanagara dengan para raja: Sang Sudawarman, Sang Dewamurti, Sang Nagajayawarman, dan Sang Linggawarman (666-669 M).

Wretikandayun ketika berusia 78 tahun hidup semasa dengan Sang Tarusbawa, Raja Tarumanagara terakhir, menantu dari Sang Linggawarman. Sang Tanusbawa adalah suami dari kemenakan jauhnya, Dewi Manasih.

Ketika pamor Tarumanagara merosot, Sang Tarusbawa ingin mengembalikan pamornya seperti masa Sang Maharaja Purnawarman, lalu  mengubah nama Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda (sebelah barat Sungai Citarum).[2] Mendapatkan kesempatan, Sang Wretikandayan pun  meminta sendiri kekuasaannya.

Tahun 670 berakhir Dinasti Warman, sekaligus muncul dua kerajaan baru: Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.


[1] Yoseph Iskandar, Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa), h. 107.

[2] Yoseph Iskandar, Sejarah Jawa Barat (Yuganing Rajakawasa), h. 109.


[1] https://id.wikipedia.org/wiki/Maha_Guru_Manikmaya

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s